Kunjungan Internasional Undergraduate Program Prodi Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga ke PMH Khusus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kunjungan Internasional Undergraduate Program Prodi Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga ke PMH Khusus UIN Syarif Hidayatullah
Program Studi Perbandingan Mazhab (PM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melaksanakan kegiatan kunjungan internasional ke Program Perbandingan Mazhab (PM) Khusus Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa (2/12/2025). Kunjungan akademik ini menjadi ajang penguatan jejaring, diskusi keilmuan, serta penjajakan kerja sama antar–dua kampus besar PTKIN tersebut.
Rombongan mahasiswa dan dosen UIN Sunan Kalijaga disambut hangat oleh jajaran pimpinan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Wakil Dekan II Dr. Afwan Faizin, M.A., Wakil Dekan III Prof. Dr. Kamarusdiana, M.H., Kaprodi Perbandingan Mazhab Dr. Siti Hanna, Lc., M.A., serta Sekprodi Perbandingan Mazhab Dr. Mufidah, M.H.
Sambutan Wakil Dekan II FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam sambutannya, Dr. Afwan Faizin, M.A. yang mewakili Dekan FSH—karena sedang menghadiri wisuda di TMII—mengucapkan selamat datang kepada rombongan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Beliau menegaskan bahwa mahasiswa PMH UIN Jakarta saat ini masih aktif kuliah dan siap berdialog dalam forum ilmiah yang telah disiapkan.
“Semoga kunjungan ini memberi manfaat besar bagi pengembangan Program Studi Perbandingan Mazhab di kedua kampus,” ujarnya. Ia juga berharap ke depan UIN Jakarta dapat melakukan kunjungan balasan untuk meningkatkan sinergi, kerja sama, serta kolaborasi dalam bidang keilmuan syariah.
Sambutan Kaprodi PM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sambutan berikutnya disampaikan dalam bahasa Arab oleh Kaprodi Perbandingan Mazhab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia menekankan adanya rasa persaudaraan ilmiah antara UIN Sunan Kalijaga dan UIN Syarif Hidayatullah.
Kaprodi mengaku gembira ketika mendengar bahwa UIN Sunan Kalijaga akan membuka kelas internasional untuk Program Studi Perbandingan Mazhab. Ia menyampaikan motivasi agar mahasiswa dapat menghidupkan diskusi rutin demi meningkatkan kualitas akademik mahasiswa.
Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa kelas PMH Khusus UIN Jakarta telah berjalan sejak 1996. Dukungan beasiswa kampus membuat PMH-K berkembang pesat, dengan jumlah mahasiswa mencapai 40 orang setiap tahun. Ia menambahkan bahwa sesi berikutnya akan dilanjutkan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang menggunakan bahasa Arab atau Inggris, serta mengajak mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin.
Sambutan Wakil Dekan III: Sejarah dan Kiprah PMH Khusus
Prof. Dr. Kamarusdiana, M.H., selaku Wakil Dekan III, menuturkan sejarah panjang PMH dan PMH-Khusus. Ia mengingatkan bahwa jurusan ini lahir dari gagasan salah satu guru besar perempuan pertama, Prof. Huzaemah, alumni Makassar dan Al-Azhar Mesir.
Menurutnya, PMH sejak awal dibangun sebagai wadah pencetak calon ulama dan ulama perempuan yang berwawasan luas. PMH-Khusus dikenal memiliki standar akademik tinggi, termasuk penggunaan pengantar belajar bahasa Arab–Inggris, penulisan skripsi menggunakan kedua bahasa tersebut, serta kewajiban menghafal lima juz Al-Qur’an.
Banyak alumninya yang kini menjadi tokoh berpengaruh, seperti Ayang Utriza Yaqin, Nadirsyah Hosen, dan lainnya. “Alumni PMH kini telah berkiprah di berbagai wilayah dan sektor, memperkuat kontribusinya bagi masyarakat,” ujarnya.
Sharing Session: Penguatan Identitas Ilmu Perbandingan Mazhab
Acara dilanjutkan dengan sesi sharing yang dipimpin oleh Sekprodi PM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sesi ini diawali dengan penuturan sejarah dan pengalaman alumni PMH-K oleh Dr. Arip Purkon, M.A., yang kini menjadi dosen tetap di UIN Syarif.
Dr. Arip menegaskan bahwa PMH-K harus menjadi poros utama pengembangan ilmu fikih. “Jangan sampai kita hanya mengikuti arus pemahaman yang beredar di masyarakat tanpa landasan metodologis yang kuat,” ujarnya.
Kaprodi PM UIN Syarif Hidayatullah juga menambahkan bahwa kendala bahasa memang menjadi tantangan awal mahasiswa kelas internasional. Namun, proses berbahasa di kelas harus terus dilatih, serta harus dibangun budaya akademik yang sehat dengan tidak menertawakan teman yang melakukan kesalahan berbahasa.
Penutup
Kunjungan internasional ini tidak hanya membuka ruang dialog ilmiah, tetapi juga memperdalam hubungan akademik antara dua program studi Perbandingan Mazhab di UIN Sunan Kalijaga dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui diskusi, FGD, dan sharing session, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kerja sama yang lebih solid di bidang keilmuan syariah, khususnya dalam pengembangan kelas internasional dan kajian fikih lintas mazhab.