Menyatukan Fikih dan Sains: Dosen Prodi Perbandingan Mazhab Hadiri Forum Sinkronisasi Kalender Hijriah
Prof. Susiknan Azhari bersama peserta forum berfoto usai sesi diskusi sinkronisasi kalender Hijriah di Hotel Novotel, Semarang.
Semarang, 29–31 Agustus 2025 – Forum Sinkronisasi Hisab Kalender Hijriah Indonesia diselenggarakan pada 05–07 Rabiul Awal 1447 H/29–31 Agustus 2025 di Hotel Novotel, Semarang. Kegiatan ini mempertemukan pakar lintas disiplin—mulai dari ahli falak, ulama, akademisi, hingga tokoh masyarakat—untuk merumuskan titik temu antara fikih dan sains dalam penetapan awal bulan kamariah.
Salah satu peserta yang hadir adalah Prof. Susiknan Azhari, dosen Prodi Perbandingan Mazhab FSH UIN Sunan Kalijaga sekaligus pakar ilmu falak. Forum ini menjadi ruang diskusi penting dalam upaya mewujudkan kalender Hijriah yang lebih sahih, diterima secara luas, dan dapat menjadi pedoman yang menenteramkan umat.
Dalam sambutan Dirjen Bimas Islam yang dibacakan oleh Direktur Urais, Arsad Hidayat, ditegaskan bahwa Muzakarah Falak MABIMS di Negeri Sembilan, Malaysia, tahun 2025 menghasilkan keputusan signifikan, di antaranya peneguhan kriteria visibilitas hilal MABIMS (tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat). Indonesia juga ditetapkan menjadi tuan rumah Muzakarah Falak tahun 2026. Selain itu, forum ASEAN tersebut menyepakati pembentukan asosiasi ahli falak Asia Tenggara sebagai wadah penguatan kerja sama dan diskusi ilmiah antarnegara.
Meski perkembangan teknologi astronomi semakin akurat, perbedaan metode hisab dan rukyah, termasuk isu matlak, masih menjadi tantangan. Karena itu, forum sinkronisasi ini diharapkan menjadi momentum penting untuk menghadirkan kesepahaman antara fikih dan sains, sehingga kalender Hijriah benar-benar dapat menjadi pedoman sahih yang memperkuat persatuan bangsa.