Pembekalan Praktik Kerja Lapangan Prodi Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga: Kupas Tuntas Metode Istinbat Hukum NU dan Muhammadiyah

Yogyakarta, 15 Mei 2025 – Program Studi Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan acara pembekalan praktik kerja lapangan (PKL) pada Kamis pagi, 15 Mei 2025, bertempat di ruang Teatrikal Fakultas. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB dan diikuti oleh 66 mahasiswa dari angkatan 2021, 2022, dan 2023. Pada sesi sambutan, Kaprodi Perbandingan Mazhab menyampaikan pentingnya acara ini. Sedangkan Wakil Dekan 2, Dr. Ach. Tahir, LL.M menyampaikan pentingnya mahasiswa Perbandingan Mazhab untuk memiliki bekal khusus (kemampuan membaca turats) agar mudah menjalani program ini. Setelah sambutan, acara ini langsung dibuka oleh Wakil Dekan 2.

Acara ini menghadirkan dua narasumber utama dari dua organisasi keagamaan besar di Indonesia. Narasumber pertama adalah K.H. Gus Hadanallah dari Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama, dan narasumber kedua adalah Ustadz Dr. H. Ghofar Ismail, M.Ag. dari Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Keduanya memaparkan secara mendalam mengenai metode istinbat hukum yang digunakan oleh masing-masing lembaga. Acara dipandu oleh Mu’tashim Billah, dosen Prodi Perbandingan Mazhab.

Kegiatan pembekalan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman teoritis dan praktis kepada mahasiswa mengenai metodologi pengambilan hukum yang digunakan dalam sidang-sidang keagamaan, khususnya di Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Bahtsul Masail NU. Bekal ini menjadi sangat penting sebagai persiapan sebelum para mahasiswa terjun langsung dalam observasi kegiatan sidang keagamaan dalam rangka PKL mereka.

Selama berlangsungnya acara, kedua narasumber menyampaikan materi dengan penuh antusias dan keterbukaan. Gus Hadanallah menjelaskan pendekatan kolektif dan berbasis tradisi pesantren yang digunakan dalam Bahtsul Masail NU, sementara Dr. Ghofar Ismail menguraikan metode tarjih berbasis ijtihad jama’i dan pendekatan rasional yang menjadi ciri khas Muhammadiyah.

Antusiasme mahasiswa terlihat tinggi, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi diskusi. Mahasiswa tampak aktif dan tertarik mendalami lebih lanjut perbedaan dan kesamaan metode istinbat kedua organisasi tersebut. Kegiatan ini pun berlangsung lancar dan sukses, memberikan wawasan baru yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa sebagai calon intelektual muslim yang siap terjun ke tengah masyarakat dengan bekal akademik dan pemahaman fiqh yang komprehensif.